Petani Sukses

Pak Gun petani sukses bidang  tanaman buah naga

sumber http://www.masfrandy.com/2015/01/kisah-petani-milyarder-gun-soetopo.html

Berbicara masalah bisnis pertanian, memang masih sedikit peminatnya saat ini. Salah satu penyebabnya karena risiko bisnis pertanian cukup tinggi dibandingkan bisnis lain, dan juga anggapan beberapa orang yang menilai bisnis pertanian sama sekali tidak keren, identik dengan kotor, panas, dan minim uang. Apabila kita mendengar kata petani, maka yang sering muncul di benak kita adalah profesi yang tidak menjanjikan, susah, dan mengenaskan. Tetapi tidak semua petani di negeri ini berada dalam kondisi demikian. Salah satu contoh petani yang sukses adalah Pak Gun Soetopo.

Pak Gun dan istrinya, Elly mulyati, memulai berkebun buah naga pada tahun 2006 dengan menyewa tanah desa seluas 6,5 hektar. Dengan bendera Sabila Farm, perlahan usaha Pak Gun berkembang pesat. Pria yang merupakan lulusan dari Institut Pertanian Bogor jurusan tanah, memutuskan berhenti dari PNS dan menekuni usaha pertanian terutama di tanaman utamanya yaitu buah naga. Siapa yang tidak mengenal Buah naga? buah yang satu ini mempunyai kulit buah berwarna merah cerah, mempunyai daging buah berwarna putih atau merah gelap dengan biji sebesar biji sawi berwarna hitam.

Awal Memulai 

Seperti pelaku usaha lainnya, Pak Gun juga menghadapi berbagai kendala di awal merintis. Pak Gun mendapati tanah yang dia sewa penuh dengan batu padas. Berbekal pengetahuannya sebagai sarjana tanah, akhirnya pak Gun bisa menjinakkan tanah berbatu padas tersebut dan dalam kurun waktu satu tahun, tanaman buah naga sudah mulai berbuah. Hasil panen buah naga dia pasarkandi Yogyakarta, Bogor, dan Jakarta. Uniknya, Pak Gun sengaja tidak menjual buahnya di swalayan, dia ingin mengajarkan kepada penjual buah untuk ikut mengenalkan buah naga asli produk lokal yang berkualitas.
Kisah Petani Milyarder Gun Soetopo, Sukses Dengan Buah Naga
Kisah Petani Milyarder Gun Soetopo, Sukses Dengan Buah Naga
Awalnya, banyak penjual yang meragukan produk Pak Gun karena harga jual yang lebih mahal. Alhamdulillah setelah dicoba dipasarkan, ternyata buah naga Pak Gun laris manis di pasar. Kualitas produk buah naga yang dihasilkan Pak Gun  telah menunjukkan bahwa buah lokal mempunyai cita rasa yang lebih enak daripada buah-buah impor. Saat ini Pak Gun kewalahan memenuhi permintaan dalam negeri. Belum lagi permintaan export dari luar negeri seperti Eropa dan Amerika Latin. Kebanyakan dari mereka sudah pernah berkunjung ke kebun Pak Gun secara langsung dan merasa cocok dengan kualitas buah naganya.

Untuk menjaga keamanan kebun miliknya, Pak Gun melibatkan warga sekitar dengan sering mengadakan kegiatan sosial. Saat panen tiba, Pak Gun selalu membagi- bagi buah naga kepada warga sekitar. Cara ini yang dilakukan Pak Gun untuk mendekati masyarakat sehingga bisa terjalin hubungan baik yang berdampak pada keamanan kebunnya. 

Sabila Farm

Sabila Farm adalah merek kebun miliknya. Dengan Sabila Farm Pak Gun, berharap akan bisa mewujudkan cita-citanya yaitu  menjadikan Indonesia menjadi produsen hortikultura terbesar di Asia bahkan di dunia. Prestasi yang telah dicapai Pak Gun saat ini membuktikan bahwa bertani adalah pekerjaan yang mulia dan bisa mensejahterakan. 

Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Pak Gun sering berkeliling ke daerah-daerah dengan biayanya sendiri, mengunjungi kelompok tani, perguruan tinggi, dan pemerintah daerah setempat. Dia sering menjadi pembicara di beberapa acara, dan menularkan pemikirannya, serta selalu mengajak masyarakat untuk lebih berfikir di luar kebiasaan. Hal yang sering disampaikan beliau adalah tentang profesi sebagai petani yang menjanjikan. Beliau selalu perpesan bahwa kalau anda menjadi oetani, jadilah petani yang bermental pengusaha. jadi bukan hanya petani yang menanam saja, tetapi juga petani yang mampu memasarkan hasil panennya dengan harga yang layak.

Sabila Farm milik Pak Gun telah berkembang menjadi suatu tempat Agrowisata, tempat belanja buah-buah tropis, dan juga sebagai tempat pelatihan seputar pertanian. Sebagai tempat agrowisata, Sabila farm menawarkan perjalanan menyusuri kebun dengan beragam buah-buah eksotif, udara yang sejuk, serta pemandangan Gunung merapi yang indah. Menariknya lagi, anda juga bisa menikmati buah yang telah memasak dengan memetiknya langsung dari pohonnya. Selain itu ada juga layanan tour desa wisata dan aktivitas outdor seperti outbond dan permainan kerjasama tim.

Sabila Farm juga menyediakan pelatihan seputar pertanian bagi anda yang ingin terjun di bisnis pertanian. Beberapa materi pelatihan yang biasa disampaikan adalah tentang pertanian organik, budidaya buah naga, budidaya sirsak, budidaya srikaya, budidaya delima, budidaya pepaya, manajemen agrowisata, swasembada pangan, dan pemasaran hasil pertanian. Selain itu, kita juga bisa berbelanja buah yang kita sukai dengan memilihnya langsung dari kebun. Bisa juga kita membeli secara online, dan buah akan dikirim langsung ke rumah kita.

Demikian tadi kisah sukses Pak Gun, seorang petani hortikultura, utamanya adalah buah naga. Semoga kisah ini bisa memberi inspirasi bagi kita, bahwa menjadi petani adalah pekerjaan mulia dan menjanjikan. Indonesia adalah negara tropis, mempunyai tanah subur, dan beragam potensi alam yang luar biasa. Sudah sepantasnya komoditi pertanian kita mampu menjadi unggulan dan bersaing di pasar internasional.


===============================================================================
PETERNAK CACING SUKSES

SUMBER http://www.masfrandy.com/2015/06/bisnis-rumahan-ternak-cacing.html

bisnis rumahan yang suskes merupakan impian banyak orang. Ada banyak alasan mengapa seseorang memilih menjalankan bisnis di rumah. Mulai dari alasan kebebasan mengatur waktu, berkumpul dengan keluarga, hingga alasan keuangan yaitu mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Di zaman yang serba digital saaat ini, seharusnya tidak ada lagi ceritanya ada orang yang bingung mencari pekerjaan. Kemajuan internet dan teknologi memungkinkan seseorang bekerja dan berkarya serta membuka lapangan kerja sendiri dengan hanya beraktivitas di rumah.

Jika anda mengalami kendala modal untuk memulai usaha, anda bisa memulai  bisnis rumahan  dengan modal kecil, salah satunya adalah dengan memanfaatkan internet. Dengan internet, apapun bisa anda jual. Jika anda tidak mempunyai produk, anda bisa memulai bisnis online tanpa modal dengan sistem dropship. Jika anda penyuka video, dan tidak mau ribet dengan berjualan suatu produk, anda bisa mencoba cara menghasilkan uang dari internet dengan mudah melalui youtube. Dan masih banyak peluang- peluang bisnis lainnya yang bisa anda lakukan di rumah. Silahkan pelajari dan dibaca lebih lanjut tentang berbagai peluang usaha menarik lainnya yang kami sajkan di blog ini.


Kali ini, bisnis rumahan yang akan kita bahas adalah bisnis rumahan unik yaitu beternak cacing. Mungkin tidak ada yang menyangka bahwa cacing yang dianggap kebanyakan orang sebagai hewan yang menjijikkan ini mempunyai potensi bisnis yang sangat menjanjikan. Dialah Abdul Azis Adam Maulida, sosok pebisnis sukses lulusan Institut Teknologi 10 Nopember  Surabaya Jurusan teknik industri, yang telah berhasil memanfaatkan cacing menjadi peluang bisnis rumahan yang sangat menjanjikan.

Awal Mula Bisnis Cacing 

Setelah lulus kuliah, Adam Maulida berkeinginan menjadi seorang wirausaha, akan tetapi keinginannya itu mendapat tentangan dari orang tuanya, sehingga Adam memilih bekerja di sebuah perusahaan PMA di Jawa Timur. Selama bekerja, Adam juga nyambi dengan memulai usaha seperti dari les private, ternak sapi, ternak lele, dan lain-lain. Akan tetapi semua usaha yang dijalankan kandas di tengah jalan. Adam pun menyadari hal ini karena dirinya tidak bisa fokus selama masih bekerja di perusahaan.  Setelah bekerja di perusahaan selama 10 tahun, pada tanggal 27 April 2010, Adam maulida memutuskan berhenti bekerja di perusahaan.

Setelah memutuskan berhenti bekerja di perusahaan, Adam memulai usaha budidaya belut. Saat itu sedang ramai bisnis budidaya belut. Dia mengikuti berbagai pelatihan dan seminar tentang budidaya belut, salah satu yang diikutinya adalah seminar bisnis belut yang diadakan oleh GOBES ( Gabungan Orang Belut Semarang). Berbekal pengetahuannya dari seminar, Adam langsung mempraktikan budidaya belut di rumahnya. Dia mulai membuat kolam budidaya dan menyiapkan cacing sebagai pakan utama belut.

Setelah dijalani, budidaya belut memang tidak semudah seperti apa yang dijelaskan oleh pembicara di seminar. Adam menemui banyak kesulitan dalam budidaya, banyak bibit yang dia besarkan mati. setelah beberapa kali mencoba dengan perbaikan, tetap saja Adam belum menuai hasil menggembirakan. Adam pun menyerah dan berhenti bisnis belut.

Budidaya belut tidak mudah
Secara tidak sengaja, Adam memperhatikan cacing yang dipeliharannya untuk pakan belut. ternyata cacing-cacing yang tidak mendapatkan perhatian khusus darinya malah tumbuh dengan bagus. Mulai dari situ, Adam mulai mempelajari tentang cacing. Semakin serius mempelajari dan memberikan perhatian lebih, semakin terlihat keunggulan dan kemudahan budidaya cacing. Pakan cacing yang sangat murah dan berlimpah, pertumbuhan cacing cepat, penyakit relatif tidak ada, perawatannya sangat  mudah, serta harga jual yang cukup mahal, membuat Adam memutuskan untuk fokus di bisnis cacing ini.

Alasan Kenapa Memilih Cacing

Meskipun bagi sebagian orang cacing menjijikkan, tetapi di tangan Adam, cacing bisa menjadi komoditas ekonomi yang menguntungkan. jenis cacing yang  dibudidayakan Adam adalah jenis Lumbricus Rubellus. Alasannnya, cacing jenis ini  cepat perkembang-biakkannya dan mempunyai  kandungan protein, hormon, dan enzim pertumbuhan yang cukup tinggi. Potensi cacing ini masih sangat bagus dikembangkan di bidang peternakan, pertanian,  perikanan, kosmetik, farmasi, maupun komunitas pemancingan iklan.

Bisnis cacing Lumbricus Rubellus

Apalagi saat ini mulai digencarkan konsep Bio Cyclo Farming yaitu suatu konsep siklus bisnis yang berbasis alam dan berkelanjutan. Dengan konsep seperti ini, keberadaan limbah dapat direduksi dan dapat digunakan ulang untuk hal bermanfaat lainnya. Tahukah anda, bahwa salah satu hewan yang sangat dibutuhkan pada Bio Cyclo Farming ini adalah cacing. Jadi peluang bisnis cacing akan semakin menjanjikan seiring dengan semakin meningkatnya permintaan cacing di tahun- tahun mendatang.

Omzet Penjualan Mencapai 300 Juta Per Bulan dan Terus Bertambah.

Saat ini, Adam dan mitra mampu memproduksi sekitar 300 kg per hari. Harga per kg cacing adalah 40.000-60.000 per kg.  Saat ini Adam berusaha terus meningkatkan kapasitas produksinya dengan cara memberikan pelatihan budidaya cacing yang baik kepada warga yang menjadi mitra. Adam menargetkan tidak lama lagi kapasitas produksinya akan meningkat menjadi 2 ton per hari atau sekitar 60 ton per bulan.

Walaupun begitu, bukan berarti bisnis cacing ini tanpa kendala. Adam mengaku kendala terbesar di bisnis ini bukan berada di masalah budidaya, akan tetapi lebih kepada manajemen pembinaan kepada masyarakat yang menjadi mitra agar mau bekerja secara profesional sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.

Demikian tadi ulasan tentang bisnis rumahan ternak cacing menghasilkan ratusan juta per bulan. Semoga bisa menjadi inspirasi dan menambah semangat kita dalam berwirausaha.


================================================================================

Petani Milyarder dari Kediri
sumber http://wirausaha-online.tripod.com/WIRA12.htm
be independent with Entrepreneurship

Ia menemukan jalan terang dalam dunia pertanian yang suram. Resepnya? Yang penting istiqamah.

Cerita soal petani tidak semuanya mengenaskan. Ada pula yang menggembirakan, bahkan membanggakan. Tengok saja H Bambang Sumadji HS, petani dari Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kediri Jawa Timur. Ia dikenal sebagai petani sukses. Bayangkan, sebulan ia bisa meraup omset Rp 50 milyar!
Memang hasil itu tidak semuanya diperoleh dari hasil pertanian, melainkan juga dari pabrik dan bank. Namun pertanian, utamanya bawang merah dan cabe, tetap menjadi basis utama usaha pria berumur 49 tahun itu.
Sosoknya sebagai petani yang sukses, sangat dikenal luas. Cobalah tanya kepada pedagang di pasar Pare, hampir semua mengenalnya. "Kalau sampean (Anda) ingin informasi lengkap soal bawang merah dan cabe, tanya saja langsung kepada Pak Haji Bambang, karena dia sudah dikenal luas sebagai petani yang sukses dan banyak mensuplai pasar lokal maupun luar daerah," ujar Muhammad Abdullah Zaman (55) maupun Musni (60), pedagang bawang merah di pasar Pare.
Kisah suksesnya dimulai tahun l977. Saat itu, ia mengambil kredit dari Bank BNI sebesar 1,5 juta. Uang itu digunakan menanam bawang merah di atas lahan sewaan seluas 1 hektar. Hasilnya ternyata sangat baik. Sekali panen 7 ton, dijual dengan harga Rp 150 per kilogram (sekarang Rp 6.000). Dalam satu tahun ia bisa panen tiga kali. Itu artinya ia meraup hasil 3,15 juta rupiah.
"Dari keuntungan itulah sedikit demi sedikit saya mengembangkan pertanian brambang (bawang merah)," ujarnya. Ia tidak hanya memenuhi permintaan pasar lokal, tapi juga memasok ke daerah Indonesia Timur.
Kini protolan tingkat III Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya ini memiliki lahan 200 hektar, tersebar di Sukomoro Nganjuk dan Sidowarek serta Plemahan, keduanya di Pare.
Tidak cuma bawang merah, Bambang juga menanam cabe seluas 25 hektar di desa Pelem, Pare.
Dari total lahan pertaniannya itu, ia biasa mengusung 28 ribu ton bawang merah, dua kali panen. Sedang cabe merah, satu hektar menghasilkan 20 ton. Hasil totalnya mencapai 500 ton per tahun.
Ironisnya, meski hasil panen bawang merahnya mencapai ribuan ton, sekarang Bambang tak sanggup lagi mensuplai ke kota-kota Indonesia Timur dan beberapa kota besar di Jawa. Bukan lantaran di kota-kota itu sedang dilanda kerusuhan, atau hasil panennya menurun drastis, melainkan untuk kebutuhan sendiri saja, katanya, ia merasa kewalahan.
Sejak tahun l991, Bambang memang tak lagi menjual bawang merah mentah. Dikemas dengan merek Bagindo, brambang itu digoreng kemudian dilempar ke pasar. "Setiap hari saya membutuhkan pasokan 150 ton brambang mentah," mantan Pengurus Cabang Pelajar Islam Indonesia (PII) Pare itu menjelaskan kebutuhan pabriknya. Melibatkan 150 karyawan dengan gaji rata-rata Rp 500 ribu/bulan kecuali pegawai kantor Rp 750 ribu sampai Rp 1 juta --tiap bulan Bambang menghasilkan 30 ton brambang goreng.
Dengan merek yang sama, selain brambang goreng, pria kelahiran Pelem, Pare, Kediri ini juga memproduksi sambal pecel. Dengan tenaga 50 orang, ia menghasilkan 30 ton sambal pecel per bulan. Untuk produksi sebanyak itu, setiap hari diperlukan pasokan 1 ton kacang tanah.
Untuk memperlancar distribusi hasil pertanian dan pabriknya, pria yang ramah ini menyediakan 20 unit armada angkutan jenis L-300.
Sukses di pertanian dan makanan, mantan pengurus Muhammadiyah Pare ini merambah dunia perbankan. Tahun 1990 ia mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 'Agro Cipta Adiguna'. Sama dengan usaha pertanian dan makanan, BPR-nya juga sukses. Bahkan pernah terpilih sebagai BPR terbaik tingkat nasional, Desember tahun lalu.
Istiqamah
Sejak kecil Bambang memang sudah terdidik oleh lingkungan keluarganya yang memang petani sekaligus pedagang hasil-hasil pertanian. Ia juga mengaku dapat "ongkos jalan" dari orang tua. "Tapi kecil-kecilan lho, mas", katanya. Ia tidak mau menyebut berapa angka yang dimaksud kecil-kecilan itu.
Tapi yang lebih bernilai, menurutnya, secara langsung orang tuanya sering melibatkan dirinya dalam kegiatan jual beli hasil pertanian. Bila ada diskusi-diskusi usaha maupun transaksi, ia kerap dilibatkan. Dari situlah feeling bisnisnya diasah. Kiat menangkap peluang dan kesempatan diperolehnya dari situ.
Tapi seperti kata dia, dari semua terori-teori praktis yang diajarkan kedua orang tuanya, yang paling memberi arti bagi karir bisnisnya adalah amanah atau dapat dipercaya. "Amanah jauh lebih penting dari modal itu sendiri." katanya. "Modal besar tanpa diiringi amanah bisa jeblok (bangkrut)," tambah ayah empat anak, masing-masing Anton Kusuma Pribadi (23), mahasiswa semester akhir STIE YKPN Jakarta, Diah Ratna Kusumawati, mahasiswa semester I STEI Yogyakarta, Diah Ratih Kusumawati (14), pelajar SMU Muhammadiyah II Yogyakarta dan Yudha Arief Kusuma Pribadi (11), pelajar SD kelas VI SDN I Pare.
Menekuni usaha pertanian, menurut putra kedua dari lima bersaudara ini, resepnya sama saja dengan usaha lain. "Yang penting istiqamah," katanya. Soal jatuh bangun, itu hal biasa dalam usaha. Seiring perjalanan waktu, bila istiqamah, seseorang bakal menemukan 'jalannya'.
Bambang sendiri pernah nyaris bangkrut. Kejadiannya tahun l994, ia gagal panen karena faktor alam. Kerugian yang ditanggung mencapai Rp 1 miliar lebih. "Saat itu saya benar-benar minus. Bila dihitung antara hutang dan jumlah aset, lebih banyak hutangnya," aku pria yang juga memimpin sejumlah yayasan, seperti Yayasan 4 Mei Pare, Apindo (Assosiasi Pengusaha Indonesia), dan Persatuan Penggilingan Padi Kabupaten Kediri.
Sejak peristiwa itu ia seakan disentakan pada sebuah kenyataan, sepintar-pintar manusia merencanakan, tetap Allahlah yang menentukan. "Di situlah pentingnya kedekatan kepada Allah," katanya mengambil pelajaran, "Saya perlu memperbaiki pengabdian saya."
'Cubitan' Tuhan itu kian menyadarkan Bambang Sumadji untuk berkiprah lebih banyak dalam kegiatan sosial dan keumatan. Setiap tahun Bambang mengeluarkan 15% zakat usahanya dari laba bersih sebesar 500 - 700 juta rupiah. Dana zakat tersebut disalurkan kepada para bekerja pabrik, lembaga-lembaga sosial, serta buruh tani di lingkungan perusahaan.
"Sebagai koordinator Kopermas (Koperasi Peran Serta Masyarakat) se-eks karesidenan Kediri dan Madiun, saya punya tanggung jawab memberdayakan ekonomi petani," ujar Bambang.
Untuk mewujudkan impian itu, Bambang ditarik oleh lembaga swadaya masyarakat PPM (Pusat Peran Serta Masyarakat) Jawa Timur. Lembaga ini berfungsi, di antaranya, sebagai penyalur KUT (Kredit Usaha Tani), pengadaan pangan, penyediaan saprodi (sarana produksi padi), serta menampung hasil panen. "Kami sudah mendapat kepercayaan perbankan untuk menyalurkan KUT," papar ketua Departemen Bisnis ini.
Masa mendatang, ia optimis prospek pertanian sangat cerah. Kalau selama ini dunia pertanian suram, karena memang sistem perniagaan pertanian yang dikembangkan Orde Baru menjatuhkan harga. "Harga-harganya sangat tidak menarik buat petani," tambahnya. Yang terjadi kemudian, bukan saja pertanian tidak berkembang, tetapi juga banyak petani yang meninggalkan tanah garapannya. Mereka lebih memilih mengadu nasib ke kota-kota besar.
Tetapi berkat reformasi, katanya, harga-harga hasil pertanian sekarang mengikuti harga internasional. "Nah, sekarang saatnya kembali ke pertanian," kata Bambang yang tahun ini mendapatkan penghargaan The First Asia Executive of the Year

====================================================

Liputan6.com, New York - Harry Stine, namanya mungkin tidak setenar aktor Hollywood, tapi pria yang satu ini sangat terkenal di dunia pertanian. Bagaimana tidak, berawal dari kehidupan sederhana sebagai petani, Stine kini mampu mencatatkan namanya sebagai salah satu miliarder terkaya di dunia.

Mengutip laman Money Fool, Senin (25/8/2014), dari lahan pertaniannya, Stine mampu menjadi pria terkaya di Iowa, Amerika Serikat. Meski hanya seorang petani, tapi Stine bekerja dengan prinsip hidup dan kebiasaan-kebiasaan yang tak pernah dia langgar dalam mengembangkan bisnis di sektor pertanian.

Stine kini telah memiliki perusahaan pribadi bernama Stine Seeds yang bergerak dalam pengembangan bibit-bibit unggul. Bibit unggul hasil penelitiannya bahkan dapat menghasilkan kedelai dan jagung terbaik di dunia.

Miliarder dengan harta US$ 3 miliar ini memiliki nama yang sangat kuat di bidang pengetahuan dan pertanian. Apa rahasia Stine hingga bisa menjadi salah satu orang terkaya di dunia?

Berikut lima kebiasaan sederhana yang secara aktif dilakukan Stine hingga mampu mengubahnya dari petani menjadi miliarder:

1. Belajar
Menambah pengetahuan merupakan hal yang rutin dilakukan Stine. Selain pakar di bidang pertanian, dia juga aktif mengikuti kelas bisnis dan hukum di tempatnya.

Dengan begitu, miliarder asal Iowa ini mampu memahami kontrak kerja dan hak paten atas sejumlah produknya.

Penggunaan hak cipta juga membuat para petani tak bisa menggunakan bibit andalan Stine. Pada 1994, Stine Seed menjadi perusahaan AS pertama yang menerima hak cipta atas varietas kedelainya.

2. Bangun pagi
Bangun pagi dan tidur larut malam dapat membuat Anda kaya, sehat dan bijak. Itu yang diyakini Stine dan telah lama menjadi kebiasaannya.

Kebiasaan bangun pagi memang dapat membantu Anda menjadi lebih disiplin. Kebiasaan itu memang dilakukan Stine yang sejak masih muda telah bekerja 12 jam per hari.

3. Tak malu bertanya
Saat ditanya tentang sosok Harry Stine, Direktur Marketing Stine Seed mengatakan pria lansia itu sebagai sosok yang penuh rasa ingin tahu.

Karena itu, dia tak pernah malu bertanya. Kebiasaan ini juga yang membantunya berhasil mendirikan Stine Seed.

4. Tak malu meminta bantuan
Sayangnya, rasa ingi tahu saja tak cukup untuk membuat pekerjaan selesai. Langkah berikutnya adalah dengan mencari jawaban. Tak heran, Stine tak pernah malu meminta orang membantunya mencari solusi atau memberikan pengetahuan baru padanya.

Dia bahkan pernah meminta bantuan sejumlah ahli di Iowa University guna membantunya mengembangkan bibit unggulan.

5. Menggunakan modal secara efektif
Saat ditanya apa yang dapat membuat bisnisnya sukses, Stine mengatakan, penggunaan modal secara efektif. Dia juga tak pernah lupa memberikan bonus pada karyawan karena dapat membuat para pekerja gembira dan lebih semangat bekerja.

Pria berusia lanjut ini juga tak pernah lupa menabung uang serta fokus pada investasi berlaba tinggi

No comments:

Post a Comment